KOTA DEPOK — Hingga saat ini pandemi Covid-19 masih menghantui ke seluruh nusantara, bakhan Covid -19 telah menghancurkan sendi perekonomian yang berdampak pada banyaknya pengangguran. Seperti yang diungkapkan Wirausahawan Kota Depok H. Acep Azhari, bahwa wirausaha dan UMKM diyakini sebagai penopang ekonomi Nasional terdampak. Meski begitu, UMKM harus berjuang sekuat tenaga untuk bisa bertahan atau bangkit di masa Pandemi.
“Jadi, kondisi seperti ini tidak bisa dipungkiri, dari sektor bisnis banyak yang turun pendapatannya bahkan berjatuhan, bahkan hingga gulung tikar. Maka, ada strategi khusus agar bisnis tetap bisa bertahan di masa Pandemi Covid-19, ujar Acep, Senin (15/2/2021).
Dia menjelaskan, bahwa para pelaku usaha ini harus paham beberapa strategi agar bisa tetap bertahan di masa Pandemi. Yakni, pelaku harus melakukan riset walaupun kecil-kecilan kenapa ada masih banyak usaha yang lain juga jalan. Saya menilai, tidak semua sektor di masa pandemi ini turun. Misalnya, produksi masker, obat herbal, dan jamu bahkan jasa pengiriman barang meningkat permintaannya.
Jadi, kalau ada jenis usaha yang tidak jalan, kenapa tidak cari usaha lain yang menghasilkan. Jangan mentang-mentang suka, kita tetap pertahankan walau usaha tidak jalan. Sekarang itu bukan gengsi yang diutamakan. Sebab, uang tunai adalah raja dalam bisnis. Percuma punya brand bagus, tapi tidak menghasilkan cash, jelas Acep yang juga pemilik RM. Gabus Pucung itu.
Dia menyebutkan, bahwa pelaku usaha harus paham teknologi. Karena, saat ini terjadi perubahan perilaku konsumen dengan belanja online. Untuk itu, harus beradaptasi dan kuasai penjualan online, untuk memudahkan bisa menggandeng jasa pengiriman online atau kita sendiri yang menyiapkan pengirimannya. Sebab, masyarakat mulai berubah dari belanja offline ke belanja online.
“Jadi, mau tidak mau si pengusaha itu harus masuk ke dunia digitalisasi. Selanjutnya, adalah pendekatannya ke komunitas. Seperti contoh, BMT Al Azhari ini punya pasar di majelis majelis, DKM Masjid dan Musolah juga di komunitas sekolah yang di dalamnya ada guru-guru, orang tua murid, siswa dan itu menjadi pasar produk BMT. Bisnis yang berbasis komunitas akan mempermudah pengusaha. Artinya, ciptakan pasar dengan pendekatan kekomunitas, papar Acep.
Menurutnya, bahwa banyak orang yang mempertanyakan kapan berakhirnya Covid-19. Terlebih lagi, lanjutnya, kondisi serba sulit yang mengharuskan pemenuhan kebutuhan pokok. Untuk itu, di masa Pandemi ini menjadikan Covid-19 bagian kehidupan.
Jadi, dalam fenomena saat ini, orang tidak keluar rumah dan jaga jarak. Mereka mengharuskan transaksi secara online. Sekali lagi pahami prilaku konsumen agar bisnis bisa bertahan, tutur Acep.
Acep menambahkan, bahwa bisnis bertumbuh tidak akan melampaui pertumbuhan diri seorang pengusaha. Jadi wajib seorang pengusaha membangun diri. Pengusaha harus memiliki karakter kepemimpinan, cerdas dalam mengambil keputusan.
“Pasalnya, sebagai seorang pengusaha tidak selalu untung , karena saat rugi dia harus berani menerimanya. Situasi buruk yang menimpa seperti bangkrut, rugi, jatuh bahkan di tipu orang, harus dihadapi dengan kuatnya karakter kepemimpinan,” pangkasnya.
Acep juga berharap, bahwa ini semua akan menjadi bekal pengalaman, dari pengalaman ini menurutnya pelaku usaha akan memiliki jalan keluar untuk bisa bangkit dan bertahan di tengah himpitan.
Jadi, jangan ngeluh waktu bangkrut atau rugi. Itu adalah momentum untuk bisa bangkit dari keterpurukannya. Dan tentu sebagai orang yang beragama, karakter spiritual menjadi pondasi utama dalam menjalankan segala aktifitas kehidupan termasuk dalam berbisnis, imbuhnya.
FALDI