KOTA DEPOK — Selama kepemimpinan Mohamad Idris sebagai
Walikota Depok, dinilai tidak kreatif dan berinovatif. Seharusnya, terus intensif untuk mengupayakan anggaran pembangunan jalan arteri di sepanjang ruas jalan tol yang melintasi kota Depok, agar bisa membantu dan memudahkan mobilisasi masyarakat kelas menengah bawah.
“Artinya, Pemkot Depok harus kreativitas dalam melihat potensi kota dari segala persoalannhya. Seperti, persoalan banjir dan kemacetan di wilayah Kota Depok belum juga bisa teratasi. Tidak kenal hari, baik hari kerja maupun hari libur, hampir sejumlah ruas jalan di Kota Depok disesaki kendaraan. Kemacetan lalulintas di beberapa ruas jalan seperti di Sawangan juga sebagian Margonda, tak terelakkan, bahkan semakin menjadi-jadi ketika hujan deras,” ujar Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Hasbullah Rahmat, Sabtu (31/10/2020).
Menurutnya, bahwa dari sebagain badan jalan tergenang air hujan yang meluap dari gorong-gorong. Di sisi lain, kemacetan lalulintas juga menjadi cermin buruknya layanan transportasi massal di Kota Depok. Warga lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi, seperti mobil dan sepeda motor, ketimbang angkutan umum.
“Artinya, selain macet dan banjir menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintahan yang akan datang untuk lebih fokus lagi dalam menangani masalah klise tersebut. Jadi, dari dulu sampai sekarang yang belum teratasi adalah macet. Kalau hujan lebat, banjir,” tutur Hasbullah.
Dia menambahkan, bahwa kemcacetan jalan raya mengindikasikan sistem drainase belum baik alias buruk. Artinya, masih belum terkoneksi jaringan drainase primer, sekunder dan tersier. Akibanya, air menggenangi titik-titik yang tidak semestinya.
“Untuk itu, perlu dilakukan kajian yang matang dengan menyusun blue print tentang sistem drainase dan transportasi kota yang komprehensif. “Blue print ini penting untuk ke depannya dalam upaya mengatasi persoalan banjir dan kemacetan di Depok,” imbuh Hasbullah.
Dia juga mengakui secara geografis Depok memiliki potensi yang besar secara ekonomi. Buktinya, banyak investor yang melirik dan berani menanamkan modalnya di Depok, seperti di sektor properti dan infrastruktur jalan tol. Kenapa orang berani investasi, karena ada visible secara ekonomis yang menguntungkan.
“Artinya, manfaat dan keuntungannya tidak bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat di kota ini. Seperti, jalan tol, masyarakat yang berpenghasilan di atas rata-rata saja yang bisa bayar tarifnya,” imbuh Hasbullah.
Hasbullah menegaskan, bahwa Pemerintah Kota Depok harus terus intensif mengupayakan anggaran pembangunan jalan arteri di sepanjang ruas jalan tol yang melintasi kota Depok, agar bisa membantu dan memudahkan mobilisasi masyarakat kelas menengah bawah. Atas dasar itu, Pemkot Depok harus kreativitas dalam melihat potensi kota dan segala persoalannhya.
“Jadi, untuk membangun jalan arteri ini harus ada alokasi dari APBN. Itu yang harus diupayakan. Kalau saja jalan Sawangan bisa dilebarkan dua kali lipat dari yang sekarang, itu bisa menjadi Margonda kedua,” tandas politikus senior Partai Amanat Nasional (PAN) Kota Depok itu.
SAID