KOTA DEPOK — DEEP adalah lembaga pemantau pemilu yang independen, dan telah mendapatkan legalitas hukum berupa Sertifikat Akreditasi Pemantau dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Seperti yang dirilis hasil survei Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Depok, untuk ketiga kalinya, Lembaga Pemantau Pemilu, Democracy And Electoral Empowerment Patnership (DEEP), pada 29 November hingga 2 Desember 2020 menempatkan pasangan calon Walikota/Wakil Walikota Depok nomor urut satu, Pradi Supriatna dan Afifah Alia (Pradi-Afifah) unggul atas paslon dari PKS, Mohammad Idris-Imam Budi Hartono.
Tingkat keterpilihan (elektabilitas) Pradi-Afifah cukup tinggi, mencapai 60 persen, dan Idris-Imam meraih 31 persen. Sisanya 9 persen responden menyatakan tidak tahu/tidak menjawab.
DEEP dalam surveinya menggunakan metodelogi sampling dengan jumlah 800 responden, melalui wawancara dan tatap muka. Margin of errornya 3,5 persen.
“Artinya, dari hasil keterpilihan ini bisa berdasarkan banyak faktor dengan mengacu temanya yaitu Survei Metedologi Kampanye dan Kepatuhan Protokol Covid-19,” ujar Koordinator DEEP Kota Depok, Fajri Syahiddinillah,
kepada wartawan di kawasan Margonda Depok, Jawa Barat.
Dia menjelaskan, bahwa pasangan calon Pradi-Afifah melakukan kampanye dengan pertemuan terbatas sebanyak 25 persen Kampanye dengan blusukan 32 persen, sedangkan untuk kampanye secara daring atau online sebanyak 21 persen.
Sedangkan paslon nomor urut dua, melakukan kampanye dengan pertemuan terbatas sebanyak 24 persen, blusukan sebanyak 17 persen dan daring atau online 23 persen.
Jadi, untuk kampanye pertemuan terbatas paslon Pradi-Afifah unggul 2 persen, blusukan unggul 32 persen, daring 6 persen dari paslon Idris-Imam, jelas Fajri.
Fajri menambahkan, bahwa dalam survei yang dilakukan DEEP paling banyak responden adalah milenial dengan usia 17-27 tahun sebanyak 40 persen. Survei dilakukan menurut kelurahan yang dipilih secara acak dan proposional, 10 Laki-laki dan 10 perempuan berdasarkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) KPU Depok.
Artinya, keterpilihan paslon Pradi-Afifah lebih unggul di banding Paslon Idris-Imam. Akan tetapi kampanye terus digencarkan oleh masing-masing paslon dan timses untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas yang nantinya bisa dikonversi menjadi suara pemilih, pungkasnya.
SAID