Pontianak – Avip Noor Yulian, Sales Branch Manager (SBM) II Pertamina Kalbar memastikan bahwa stok BBM untuk nelayan Kab. Kubu Raya aman,
“Pada prinsipnya Pertamina memastikan kecukupan stok untuk kabupaten Kubu Raya ini aman, dan untuk menyalurkan kepada teman-teman nelayan ini kami tetap akan upayakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jadi selama ada surat rekomendasi yang diterbitkan oleh SKPD yang membidangi, tentunya selama itu sesuai, dan ditujukan kepada lembaga penyaluran Pertamina itu akan kami upayakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk bisa dilayani.” Demikian dijelaskan Avip dalam wawancaranya selepas menerima audiensi Para Nelayan dari Kubu Raya di Kantornya Jln. Sutoyo Pontianak 7/9/2022.
Burhanudin, koordinator para nelayan dalam wawancaranya menjelaskan bahwa pada prinsipnya para nelayan mendukung atas kenaikan BBM, Karena subsidi yang diberikan justru yang menikmati para orang kaya dan pengusaha-pengusaha.
“Yang penting stoknya ada, jangan sampai harganya naik, kalau nelayan mau melaut, minyaknya tidak tersedia itu yang jadi persoalan. Tapi tadi, Alhamdulillah Pertamina sudah memastikan stok tersedia. Tinggal persyaratannya saja yang harus dipenuhi.”Jelas Burhan.
Menurut Burhan, persyaratan tidak sulit, asal mendapatkan rekomendasi dari pemerintah, mereka sudah bisa mendapatkan jatah BBM bersubsidi.
Dalam kesempatan itu Media ini juga sempat mewawancarai Ramli, salah seorang nelayan yang ikut beraudiensi dengan pihak Pertamina, ia mengatakan bahwa minyak sangat diperlukan masyarakat Batu Ampar, tetapi kadang-kadang minyak sulit didapat.
“Masalahnya BBM subsidi di Batu Ampar untuk lima belas desa sangat diperlukan. Kadang-kadang minyak juga sulit, karena jauh dari kota, dari Rasau dibawa ke batu ampar sangatlah sulit. Selama ini dibawa pakai motor air. Harapan kita kalau bisa di Baru Ampar di dirikan sebuah kios, atau pun Pertamina kecil atau mini, dan seperti anak sekolah yang menyebrang sangat memerlukan minyak karena di sana pulau. Kadang kala kalau minyak tidak ada, kadang-kadang anak sekolah susah, dari tingkat SD sampai tingkat SMK.” Jelas Ramli.
Ramli berharap agar persoalan ini ada jalan keluarnya.(Kun)