Pemkot Segera Revitalisasi TPA Cipayung dan Dikelola Berteknologi Refuse Derived Fuel

https://www.youtube.com/watch?v=EIhse6o5kOA

KOTA DEPOK — Pemerintah Kota Depok, melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok segera melakukan revitalisasi terhadap Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung. Upaya ini dimaksudkan untuk memaksimalkan kapasitas dan fungsi dari TPA tersebut.

Ya, kawasan TPA Cipayung ini akan direvitalisasi secara menyuluruh sehingga nantinya menjadi lebih ideal, ujar Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) TPA Cipayung Ardan Kurniawan,
Senin (27/7/2020), di kantor nya.

Dia menjelaskan, bahwa saat ini pihaknya bersama konsultan sedang membahas terkait infrastruktur, grand design, dan investasi pengolahan sampah. Termasuk, tipping fee atau biaya yang dikeluarkan sebagai anggaran pemerintah kepada pengelola sampah.

Jadi, konsultan ini akan mempresentasikan semuanya terkait dengan revitalisasi TPA Cipayung. Untuk anggaran pada Detail Engineering Design (DED) kurang lebih Rp 1,2 miliar, jelas Ardan.

Menurutnya, bahwa untuk pengerjaan fisik akan dilaksanakan pada Juli hingga Oktober 2020. Atau setelah penyelesaian DED.

Jadi, nanti lokasi ini akan mengelola sampah secara ideal. Untuk kawasan Nambo, Kabupaten Bogor misalnya biaya pengelolaan per ton sampah dikenakan Rp 125 ribu dan belum termasuk transportasi, tetapi jika di TPA Cipayung, kemungkinan hargannya lebih murah. Kita lihat nanti pekembangannya seperti apa, tutur Ardan.

Ardan juga memaparkan, bahwa UPTD TPA Cipayung akan kelola sampah jadi bahan bakar, bahkan akan menerapkan pengelolaan sampah berteknologi Refuse Derived Fuel (DRF).
RDF merupakan bahan bakar yang dihasilkan dari berbagai jenis limbah. Seperti, limbah padat kota, limbah industri atau limbah komersial.

“Namun rencananya, inovasi tersebut mulai dijalankan pada tahun 2021. Jadi,
sekarang kami masih membuat Detail Engineering Design (DED)-nya. Setelah rampung baru mulai pekerjaan fisiknya. Paling cepat tahun depan,” paparnya.

Dia menyebutkan, bahwa pengolahan sampah dengan metode RDF ini, merupakan langkah yang tepat. Terlebih, Kota Depok berdekatan dengan pabrik semen.

“Jadi, hasilnya berupa briket atau pengganti batu bara dan dijadikan bahan bakar untuk operasional alat pabrik. Nah, nantinya kita akan bekerjasama dengan pabrik semen yang ada di Gunung Putri, Nambo, Kabupaten Bogor,” ucap Ardan.

Ardan juga menambahkan, bahwa dengan inovasi tersebut semoga dapat segera terwujud. Karena bisa membantu mengurangi volume sampah di TPA Cipayung yang sudah melampaui kapasitas (overload).

“Jadi, diharapkan dapat segera terealisasi agar sampah yang ada di sini bisa segera dimanfaatkan dan mengurangi volume sampah, pungkasnya.

FALDI