Tak Ada Etika, Ajudan Rektor Untan Arogan Lecehkan Profesi Wartawan

Tak Ada Etika, Ajudan Rektor Untan Arogan Lecehkan Profesi Wartawan

PONTIANAK, WARTA JURNALIS-Seorang oknum ajudan Rektor Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak bersikap arogan kepada sejumlah wartawan.

Sikap tak terpuji ajudan bernama Hendri, tersebut ketika tiba-tiba melontarkan tudingan secara terbuka kalau wartawan itu kerjanya hanya meminta-minta uang saja.

Hal tersebuk sontak membuat kaget sejumlah wartawan yang hendak mewawancarai Rektor Untan Garuda Wiko terkait sejumlah program di lembaga pendidikan tinggi negeri terbesar di Kalimantan Barat tersebut.

Kepada media ini Zainul Irwansyah, SE, anggota PWI Kalbar mengungkapkan bahwa sebelum kejadian tersebut sebenarnya rekan-rekan jurnalis telah membuat janji dengan Rektor Untan Garuda Wiko, untuk menghadap. Pada hari yang telah dijanjikan Kamis, (30/12/2023) beberapa wartawan media online dan cetak menyambangi rektorat Untan dan langsung menuju ruang tunggu.

“Saat itu salah staf mengatakan kalau Bapak (Rektor) sedang rapat. Sebenarnya kami sempat bertemu Rektor Untan dan beliau meminta kami menunggu,” ungkap Zainul.

Namun sekonyong-konyong seorang ajudan bernama Hendri menghampiri wartawan yang menunggu Rektor untuk melakukan wawancara dan langsung marah-marah tak jelas. “Saya dan Bapak (Rektor) ini capek baru datang dari Jakarta . Kitak ni kerjenye minta duet jak,” ujar Zaiunul, menirukan ucapan kasar Hendri.

Sikap arogan dengan mengesampingkan etika dan adab tentu sangat disayangkan dari seorang ajudan sekelas Rektor Untan Garuda Wiko, yang memimpin sebuah lembaga pendidikan tinggi yang mencetak banyak sarjana diberbagai jenjang disiplin ilmu.

“Tentu kami sebagai jurnalis menyayangkan sikap kasar oknum ajudan tersebut, apa tidak bisa dibicarakan baik-baik bila memang tidak berkenan menerima kami (jurnalis),” tegas Zainul bernada protes.

Menurut Zainul, ini jelas-jelas sudah bentuk kekerasan dan pelanggaran Undang-Undang Pers karena sudah menghalangi dan melarang Jurnalis dalam menjalankan tugas peliputan.

“Seharusnya mereka memberi ruang untuk teman-teman jurnalis melakukan tugasnya meliput . Saya berharap ini tidak terulang kembali dan harus dilakukan evaluasi untuk mendapat simpati masyarakat,” harapnya.

 

Analisa YLBH LMRRI & GAN
Sementara itu Yayat Darmawi, SE, SH, MH, Ketua YLBH LMRRI & GAN Kalimantan Barat menyebutkan bahwa perlakuan dari oknum ajudan Rektor Untan yang tidak Humanis dengan awak media mestinya tidak boleh diwujudkan dalam bentuk yang nyata, mengingat Rektor Untan saja tidak menolak untuk bertemu dan baik baik saja komunikasinya.

Namun dengan tiba-tiba muncul arogansi ajudan yang tidak bersahabat, apalagi mengeluarkan kata kata yang mendeskreditkan profesi wartawan yang sudah diatur oleh UU Pers secara jelas.

“Atas perlakuan yang tidak Humanis dari ajudan Rektor Untan bernama Hendri, tersebut dengan alasan yang tidak jelas terhadap Wartawan mesti dijadikan pembelajaran dan warning bagi rekan-rekan wartawan untuk selalu berhati hati kalau menghadapi sikap arogansi dari oknum yang bergaya preman. Lebih baik menghindar tidak memberikan perlawanan secara fisik,” kata Yayat, (Sabtu 6/1/2024).

Dikatakan Yayat, saatnya profesi Wartawan menyikapi masalah arogansi, intervensi dan intimidasi dengan kecerdasan dan kedewasaan yang objektif karena profesi wartawan pada zaman sekarang ini dihadapkan dengan profesi yang tingkat tantangan serta cobaan dalam action kerjanya dilapangan membahayakan baik fisik maupun non fisik,” kata Yayat mengingatkan. (Tim)