KOTA DEPOK Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok nomor urut 1 Pradi Supriatna dan Afifah Alia, terlihat tampil cerdas dan taktis. Bahkan, tanpa ampun membuat rivalnya Mohammad Idris dan Imam Budi Hartono (IBH), demam panggung tak berkutik pada, Minggu (22/11/202), saat debat publik Pilkada Depok yang disiarkan langsung iNews TV, di Jakarta.
“Benar, Pradi-Afifah membuat rivalnya Idris-IBH tak berkutik, ketika menyangkut bidang Infrastruktur, SDM, Integrasi Antardaerah, provinsi dan pusat serta Perizinan dan Hukum. Artinya, Pradi-Afifah memberikan jawaban dengan cerdas menyangkut keempat materi yang ditanyakan host serta taktis dalam merespon tanggapan dari paslon nomor urut 2 itu langsung Skakmat tanpa balas,” ujar Amiruddin selaku Ketua Media Center Pradi- Afifah.
Amiruddin juga menambahkan, bahkan Pradi Supriatna membuat skakmat ketika Idris membanggakan penghargaan Piala Wahana Tata Nugraha pada 2019 soal sistem tranformasi perkotaan.
Seperti diketahui Pradi adalah wakil wali kota dari Idris pada periode 2015-2020.
Mohon maaf Pak Idris, karena kita berpartner ya saat itu pada saat mendapatkan Wahana Tata Nugraha ya. Karena itu sifatnya ekspose dari 524 kabupaten/kota se-Indonesia dan kebetulan yang ekspose adalah saya di Kementerian Perhubungan bersama dengan kepolisian saat itu.
“Sebab, saya dengan Dinas Perhubungan Kota Depok, kami ekspose perencanaan ini dan hasilnya luar biasa kami mendapatkan angka 100 tanpa cacat terkait perencanaan ini, ucap Pradi.
Sementara itu, Anggota DPRD Jawa Barat Waras Wasisto, saat menyaksikan
debat Pilkada Calon Wali Kota Depok/Wakil itu menambahkan, bahwa terlihat juga Idris tak bergeming ketika Pradi menyatakan usulan dirinya soal pembangunan infrastruktur Kota Depok dicoret oleh Idris. Akibatnya selama 15 tahun Depok dipimpin kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan 5 tahun dibawah kepemimpinan Idris stagnan.
Jadi, ini menandakan bahwa selama 5 tahun terakhir Pradi tidak dilibatkan dalam merumuskan pembangunan di Kota Depok, ketus Waras.
Dia juga menyoroti kecerdasan Afifah Alia dalam berdebat. Menurutnya, Afifah seorang sarjana teknik sipil sangat mengerti bagaimana harus membangun kota Depok.
Afifah sampaikan tadi bahwa dia sadar betul hari ini APBD Kota Depok ini sangat kecil hanya Rp 3,5 triliun, sehingga harus digunakan secara efektif dan efisien mungkin dan tepat sasaran. Afifah paham betul bagaimana mengolah anggaran kecil karena dia seorang pebisnis, ujar Waras.
Dia menilai, bahwa Pradi-Afifah luar biasa pada debat pertama ini. Dalam beberapa aspek yang ditanyakan oleh panelis melalui host soal infrastruk jelas sekali bahwa 15 tahun ini Pemkot Depok dibawah kepemimpinan Idris tidak melakukan apapun.
Selanjutnya, soal koordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah, kepemimpinan Idris dinilai sangat lemah. Sehingga ketika Afifah menjabarkan bagaimana komunikasi yang baik dengan pemerintah pusat dan Jawa Barat, membuat Idris dan IBH terperanga.
Artinya, dari pemikiran Afifah sebagai orang calon wakil walikota yang belum pengalaman ini saya pikir luar biasa sangat brilian dengan ide dan gagasannya, ungkap Waras Wasisto, yang juga fraksi PDI-Perjuangan itu.
Waras mengingatkan kembali, bahwa dalam bidang Sumber Daya Manusia (SDM) Afifah berkali-kali menegaskan bahwa the right man in the right place. Ini sangat penting jangan pernah menempatkan orang di satu dinas yang dia tidak mengerti di bidangnya.
Jadi, apabila ini dibiarkan seperti 5 tahun sekarang ini, Pemerintah Depok akan amburadul. Bayangkan saja bila dinas tenaga kerja misalnya ditaruh orang yang lulusannya katakanlah insinyur. Ini kan nggak pas, imbuh politisi PDIP itu.
SAID