KOTA DEPOK — Penyebaran virus Corona (Covid-19) semakin merajalela dan merasuki pemukiman warga di Kota Depok. Akibat dari penularan Covid-19 tersebut menjadikan ketersediaan oksigen medis dari sejumlah toko alkes semangkin langka hampir semua agen isi ulang kosong.
“Hal ini terjadi, lantaran pasien yang isolasi mandiri (Isoman) dengan gejala sesak, banyak yang memburu oksigen untuk keperluan perawatan dirumah. Jadi, di kwatirkan dari kelangkaan oksigen di banyak tempat dan daerah, maka harus di tindak “Pelaku Usaha Nakal”. ujar Pengamat Kebijakan Publik, yang juga Praktisi Hukum, Rinaldi Rais, Sabtu (3/7/2021).
Renaldi menegaskan, bahwa ini merupakan indikasinya, di setiap agen kosong untuk isi ulang setelah beredar lokasi-lokasi pengisian okgen pasca disosialisasikan bahwa oxygen untuk mengatasi sesak nafas (kekurangan oksigen).
“Jadi, pemerintah harus bertanggung jawab, bahkan tentu tidak boleh kalah dari pelaku usaha nakal, yang merugikan rakyat. Seperti, Pemerintah Cq Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Perdagangan (Kemendag), dan Menteri BUMN serta stakeholder terkait lain untuk menindak para pelaku usaha yang nakal,” tandasnya.
Sementara itu, Sahroni (56), selaku pemilik depot pengisian oksigen di Jalan Dewi Sartika Depok, mengungkapkan, bahwa akibat tingginya permintaan oksigen akhirakhir ini, mengakibatkan stok oksigen di depotnya mengalami kekurangan. “Jadi, biasanya, di depot miliknya selalu menyetok 30 meter kubik oksigen untuk penjualan selama dua hari,” ujarnya.
Dia menyebutkan, bahwa dalam seminggu belakangan ini tingginya permintaan masyarakat, menjadikan berkurangnya stok oksigen. Hal tersebut berdampak pada kenaikan harga oksigen di depot miliknya. “Seperti, Minggu lalu jual Rp35 ribu per meter kubik atau satu tabung kecil, sekarang naik Rp10 ribu jadi Rp45 ribu per meter kubiknya,” ucap Sahroni.
Sahroni menambahkan, bahwa biasanya mereka melayani pembelian oksigen untuk ukuran tabung enam meter kubik, namun dengan kurangnya stok oksigen ini, mereka hanya melayani pembelian oksigen untuk ukuran satu meter kubik saja.
“Jadi, satu meter kubiknya sekarang bisa mencapai Rp 45 ribu, sebelumnya sih Rp 35 ribu,” pungkasnya. FALDI